Disusun
guna memenuhi tugas makalan gizi
Oleh
Kelompok 3 :
Maria Ulfah Fitriani (120066)
Marinda Anggasari (120067)
Desi Purwani (120068)
Merya Selfa Susanti (120069)
Khoiria Agustin (120070)
Vinsensia Tora (120071)
Tri Puspa Ningrum (120072)
Esi Tania (120073)
Retiana Widy Sumantri (120074)
Siti Miatun Hasanah (120075)
Alhamdulilahirobil’ alamin. Segala
puji bagi Tuhan, yang tiada Tuhan selain diri-Nya yang menguasai alam semesta
ini dan telah melimpahkan rahmat dan hidaya-Nya
kepada kita semua, sehingga dengan ijin-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penyusunan makalah ini tidak akan
terlaksana tanpa bimbingan, bantuan, dan pengarahan dari semua pihak. Untuk itu
pada kesempatan kali ini Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Drs. Henri Soekirdi, M Kes, selaku
Direktur Akademi KebidanaYogyakarta.
2.
Eny Retna Ambarwati, S.Sit, M.kes selaku
dosen pengampuh mata kuliah Gizi .
3.
Segenap staf dan karyawan Akademi Kebidanan Yogyakarta.
4.
Rekan – rekan mahasiswa Akademi
Kebidanan Yogyakarta.
5.
Seluruh pihak yang telah
memberikan dukungan dan doa dalam kelancaran pembuatan makalah ini.
Dengan segala
kerendahan hati Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu Penulis mengarapkan kritik saran dan evaluasi
yang membangun dari pembaca demi peningkatan makalah ini.
Yogyakarta,
17 Maret 2013
Penulis
HALAMAN JUDUL
Makalah Gizi Seimbang
Bagi Balita
Ciri anak sehat dapat dilihat dari segi fisik dan tingkah lakunya. Anak
yang sehat akan merasa senang apabila diajak bermain, periang, mempunyai tubuh
yang proporsional, dan penuh dengan semangat. Ia pintar bersosialisasi dengan
yang lain. Kesehatan tubuh anak sangat erat kaitannya dengan makanan yang
dikonsumsi. Banyaknya zat-zat tidak baik yang masuk ke dalam tubuh melalui
makanan sangat mempengaruhi kesehatan. Oleh karena itu, kita harus selalu
menjaga pola makan. Melalui tulisan ini, saya akan menjabarkan mengenai manfaat
pemenuhan gizi pada balita, macam-macam gizi yang diperlukan oleh anak
sekaligus bahan makanan yang mengandung zat
tersebut, dan contoh makanan yang layak untuk dikonsumsi untuk pemenuhan gizi.
Setiap ibu mendambakan seorang anak yang sehat, namun beberapa dari mereka
tidak mengetahui mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi seorang anak agar dapat
berkembang dengan baik. Mereka hanya menyediakan makanan, yang seharusnya
menjadi sumber gizi bagi tubuh, dengan kurang berhati-hati. Beberapa faktor
yang menyebabkan banyaknya masalah yang timbul mengenai gizi buruk pada balita
adalah faktor ekonomi, lingkungan, dan ketidaktahuan orangtua. Keterbatasan
ekonomi sering dijadikan alasan untuk tidak memenuhi kubutuhan gizi pada anak,
sedangkan apabila kita cermati, pemenuhan gizi bagi anak tidaklah mahal, terlebih
lagi apabila dibandingkan dengan harga obat yang harus dibeli ketika berobat di Rumah Sakit.
lagi apabila dibandingkan dengan harga obat yang harus dibeli ketika berobat di Rumah Sakit.
Lingkungan yang kurang baik juga dapat mempengaruhi gizi pada anak, sebagai
contohnya, seringnya anak jajan sembarangan di tepi jalan, karena melihat
teman-temannya yang juga sedang jajan sembarangan. Faktor yang paling terlihat
pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi
yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan
makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung
gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat
yang mengandung banyak gizi.
1. Apa
yang dimaksud dengan gizi seimbang bagi balita?
2. Bagaimana
prinsip gizi seimbang bagi balita?
3. Bagaimana
cara pengolahan makanan bagi balita?
4. Faktor
- faktor apa saja yang mempengaruhi makanan bagi balita?
5. Bagaimana
pengaruh status gizi seimbang bagi balita
1. Memberitahukan bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh
2. Memberitahukan kepada para ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam memilih
makanan untuk anak – anaknya
3. Memberitahukan pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu kebutuhan yang
mendesak bagi tubuh sehingga harus dipenuhi agar tubuh menjadi tetap sehat.
Dapat
meningkatkan kualitas kesehatan di dalam lingkungan masyarakat maupun di dalam
keluarga serta menekan laju pertambahan gizi buruk bagi balita.
Seorang anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan normal. Secara
fisik, anak sehat dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan yang
teratur dan proporsional. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi
yang terserap didalam tubuh. Sehat tampak aktif, gesit dan gembira serta mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang
terserap didalam tubuh. Meskipun
kekurangan gizi bukan merupakan hal baik bagi balita, bukan berarti apabila
seorang balita diberikan asupan gizi secara berlebih (misalnya memberikan
berbagai pil vitamin) akan membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap berbagai
penyakit. Tubuh balita justru akan mengalami kehilangan kemampuan untuk
’membentengi’ tubuh, sehingga mempermudah masuknya penyakit.
Sejak masa kanak-kanak, otak manusia sudah mempunyai dendrit yang berfungsi
untuk mengantarkan rangsangan. Lebih banyak dendrit yang terbentuk dalam otak
berarti lebih banyak sinapsis yang berkempuan dalam belajar. Jika pada puncak
pembentukan dendrit gizi yang tersedia tidak cukup maka jumlah sinapsis yang
terbentuk akan berkurang sehingga mengakibatkan fungsi mentalnya berkurang
seperti: daya ingat dan kapasitas belajar kurang. Pada anak usia dua sampai
tiga tahun mulai mendapatkan masukan gizi-gizi yang khusus, seperti seng dan
vitamin A.
1.
Memberitahukan
bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh
2.
Memberikan pada
ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam pemilihan makanan untuk sang buah
hati
3.
Memberitahukan
pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu kebutuhan yang mendesak bagi tubuh sehingga
perlu dipenuhi agar tubuh menjadi sehat
4.
Menjelaskan
berbagai faktor fisiologis yang mempengaruhi keadaan gizi anak balita
5.
Menyebutkan
kebutuhan berbagai zat gizi terhadap perkembangan berbagai organ tubuh anak
balita
6.
Menjelaskan
faktor di masyarakat yang dapat mempengaruhi keadaan gizi anak balita
7.
Menjelaskan
pengaruh faktor sosioekonomi orangtua pada keadaan gizi anak balita.
8.
Menjelaskan
pengaruh faktor pendidikan orangtua pada keadaan gizi anak balita.
9.
Menyebutkan
masalah perkembangan tubuh pada anak balita.
Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk mencegah
kebosanan dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup,
sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu di blender
lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat belajar
mengunyah.
Kecukupan gizi:
Golongan umum: 1-3 tahun → BB 12 kg, TB 89 cm, Energi 1220 Kkal, Protein 23
gram
4-6 tahun → BB 18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram
Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukan
pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi
setiap kilogram berat badannya. Anak balita justru merupakan kelompok umur yang
paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Bila mengalami gizi buruk
balita maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh kepada
kehidupannya di usia sekolah dan pra sekolah.
Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan balita
yang bertujuan sebagai berikut:
1.
Memberikan
nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan memulihkannya jika
sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan
jasmani serta psikomotorik.
2.
Mendidik
kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang
diperlukan.
- Air
Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air rata-rata:
Trimester
|
Kebutuhan
(ml/kg BB/hari)
|
I
|
175-200
|
II
|
150-175
|
III
|
130-140
|
IV
|
120-140
|
- Energi
Menurut FAO/WHO 1971
Umur
|
Kebutuhan
Energi (Kal/kg BB/hari)
|
3 bulan
|
120
|
3-5 bulan
|
115
|
6-8 bulan
|
110
|
9-11 bulan
|
105
|
Diatas 1
tahun
|
112
|
1-3 tahun
|
101
|
4-6 tahun
|
91
|
- Protein
Umur
|
Kebutuhan
Protein (g/kg BB/hari)
|
6-11 bulan
|
3,5-2,0
|
1-3 tahun
|
2,5-2,0
|
4-6 Tahun
|
3,0
|
4.
Lemak
Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah
banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat). Lemak yang mengandung asam lemak essensial bila kurang dari 0,1 % akan
mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok dan hambatan
pertumbuhan. Maka dianjurkan
sekurang-kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam lenoleat.
- Karbohidrat
Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada
ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang tua kalori dan hidrat
arang bertambah jika bayi telah diberikan makanan lain terutama yang mengandung
banyak tepung misalnya bubur susu dan nasi tim.
- Vitamin dan mineral
Ca
|
Fe
|
Vit A
|
Vit B1
|
Vit B12
|
Vit B6
|
Vit C
|
Vit D
|
|
6-11 bln
|
0,6 gr
|
8 gr
|
1200 mg
|
0,4 mg
|
0,5 mg
|
6 mg
|
25 mg
|
400 unit
|
1-3 th
|
0,5 gr
|
8 gr
|
1500 mg
|
0,5 mg
|
0,7 mg
|
8 mg
|
30 mg
|
|
4-6 th
|
0,5 gr
|
10 gr
|
1800 mg
|
0,6 mg
|
0,9 mg
|
9 mg
|
40 mg
|
|
Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang
lebih tua, harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori
serta kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat
arang, protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam jumlah yang
cukup). Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing, serta harus
terdapat secara bersamaan pada suatu waktu.
1.
Energi.
Zat gizi yang mengandung energi terdiri dari protein, lemak dan
karbohidrat. Tiap gram protein maupun karbohidrat memberi energi sebanyak 4
kilokalori, sedangkan tiap gram lemak 9 kilokalori. Dianjurkan supaya jumlah
yang diperlukan didapatkan dari 50-60 % karbohidrat, 25-35% lemak selebihnya
10-15% protein.
2.
Mineral dan Vitamin.
Susu sapi merupakan sumber yang baik dari beberapa vitamin dan mineral
seperti kalsium dan fosfor. Tiap 500-600 ml susu mengandung kurang lebih
0,7-0,8 gr kalsium dan cukup fosfor bagi pembentukan tulang dan gigi. Menu yang
setiap harinya mengandung susu, daging, ayam, ikan, telur sayur, buah dan
serealia (nasi, roti, kentang, mie), akan mengandung cukup vitamain dan mineral
3.
Cairan.
Pada umumnya anak sehat memerlukan 1000 sampai 1500 ml air setiap harinya.
Pada keadaan sakit seperti infeksi dengan suhu tubuh tinggi, diare atau muntah
masukan cairan harus ditingkatkan untuk menghindari kekurangan cairan.
Waktu makan
|
Komposisi
|
Pagi
|
Bubur beras atau roti dioles
mentega, telur, daging atau ikan dan susu satu gelas.
|
Siang
|
Nasi
Daging, ayam, ikan, telur,
tahu/ tempe
Sayur seperti tomat, wortel dan bayam
Buah sepeti pisang, jeruk, pepaya, apel dan satu gelas susu.
|
Sore/ Malam
|
Nasi atau roti dioles mentega
Daging, ayam, ikan, tahu atau
tempe
Sayur-mayur
Buah atau pudding
Satu gelas susu
|
1.
Umur
- Berat badan
- Diagnosis dari penyakit dan
stadium (keadaan)
- Keadaan mulut sebagai alat penerima
makanan
- Kebiasaan makan, kesukaan,
dan ketidaksukaan, akseptabilitas terhadap jenis makanan dan toleransi
anak terhadap makanan yang diberikan
- Jenis dan jumlah makanan
yang diberikan
- Kapan saat yang tepat
pemberian makanan
1. Anoreksian
Anoreksian adalah keadaan nafsu makan atau sama sekali tidak ada. Merupakan
keluhan yang sering dikemukakan oleh banyak orang tua mengenai anaknya. Anoreksia
disebabkan oleh berbagai factor, berupa penyakit organis, psikologis atau
pengaturan makanan yang kurang baik. Keluhan anoreksia tanpa penyakit organis
yang nyata lebih sering ditemukan pada tunggal, anak yang umurnya banyak
berbeda dengan kakaknya dan pada anak yang orang tuanya telah berusia lanjut.
Anoreksia yang menyertai penyakit organis akan menghilangkan bila anak telah
sembuh dari penyakit primernya.
Anoreksia perlu segera mendapat perhatian karena mungkin merupakan segala
sesuatu penyakit yang harus segera diobati. Anoreksi mungkin hanya bersifat
sementara, sebagai variasi normal dalam nafsu makan sehari-hari. Anoreksia
munkin bersifat sesungguhnya, yaitu bila anak sebenarnya masih menyukai jenis
makanan yang lain. Kadang-kadang terdapat anak yang hanya menyukai jenis
makanan tertentu dan tidak bernafsu untuk mencoba makanan baru, lebih-lebih
pola makanan yang baru tersebut berbeda banyak dalam hal warna, bentuk,
konsistensi dibandingkan dengan makanan yang disukainya.
Pengobatan terhadap anoreksia terdiri dari:
- Memperbaiki faktor penyebabnya,
baik karena gangguan organis maupun psikolosis.
- Memperbaiki defisiensi gizi
yang telah terjadi dengan pengaturan makanan yang sesuai dan pemberian
preparat vitamin.
- Obat-obat perangsang nafsu
makan misalnya Cyproheptadine, Pizotifen dan sebagainya hanya diberikan
bila perlu dan jelas tidak ditemukan penyebab yang nyata dari anoreksia
tersebut.
2.
Pika
Pika ialah nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan nafsu makan
terhadap berbagai atau salah satu obyek yang bukan tergolong makan, misalnya
tanah, pasir, rumput, bulu, selimut wol, pecahan kaca, kotoran hewan, cat kering,
dingding tembok dan sebagainya. Terdapat golongan anak dibawah umur 3 tahun,
biasanya diatas 1 tahun, sebab bayi yang sedang belajar merangkak dan anak
sapihan wajar bila suka memasukan benda-benda yang dipegangnya kedalam
mulutnya.
3.
Diare
Diare dapat disebabkan oleh berbagai sebab, baik kelainan usus maupun
diluar usus, tetapi mungkin pula karena makanan yang kurang cocok komposisinya.
Diare juga lebih sering ditemukan pada bayi dan balita yang minum susu botol
karena kontaminasi.
4.
Kolik
Kolik ialah suatu kumpulan gejala, terutama berupa serangan paroksiamal
dari perasaan nyeri perut yang dapat disertai dengan wajah kemerahan atau
kebiruan. Kelainan ini dapat terjadi
pada masa bayai muda, biasanya dibawah 3 bulan. Penyebabnya mungkin terlalu
banyak mengkonsumsi makanan mengandung
karbohidrat.
Dengan memperhatikan
dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut diatas, umumnya tidak akan terjadi
banyak kekeliruan dalam mengatur makanan untuk seorang bayi maupun anak balita.
1. Tingkat
Pendidikan Orang Tua
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih memahami
makanan dan memiliki makanan yang baik untuk anak balita.
2. Sosial Budaya
Ada sebagian masyarakat yang mempunyai adat istiadat tertentu terutama
tentang pemberian makanan yang boleh dan tidak boleh. Misalnya, tidak boleh
makan telur jika ada luka, karena akan menyebabkan terjadinya pembusukan pada luka
dan lain sebagainya. Seharusnya telur merupakan sumber gizi yang tnggi kadar
protein dan baik untuk penyembuhan luka.
3. Serat Makanan
Serat baik untuk kesehatan pencernaan. Anak-anak yang diberi makanan yang
berserat akan baik untuk untuk kesehatan dan pertumbuhannya.
4. Kemudahan
Cerna
Nutrient dalam bahan makanan yang lazim tersedia biasanya mudah dicerna.
Persentase nutrien yang dapat diasimilasi dalam sebagian besar bahan makanan
yang dikonsumsi sehari-hari cukup tinggi, misalnya untuk karbohidrat 97% dan
lemak 95%. Walaupun demikian beberapa faktor dapat dipengaruhi proses kemudahan
cerna tersebut, diantaranya cara menyimpan, mengolah dan memasak bahan makanan,
serta terdapatnya bahan senyawa lain secara bersamaan.
5. Rasa Kenyang
Selain terhadap kepuasan dan terpenuhnya rasa kenyang, pemberian makanan
harus dapat pula memenuhi persyaratan segi kesehatan. Beberapa jenis makanan
mempunyai nilai rasa kenyang yang tinggi, berarti cepat memberikan rasa
kenyang, seperti susu, telur, makanan yang berlemak. Sedangkan roti, kentang,
daging tanpa lemak, ikan, sayur buah mempunyai nilai rendah.
6. Sumber
Makanan
Tersedianya makanan sangat mempengaruhi status gizi seseorang. Semakin
sulit atau jauh mendapat makanan yang mengandung gizi akan semakin sulit juga
bagi seseorang untuk mendapatkan makanan yang mengandung cukup gizi atau gizi
yang baik.
Balita masih sangat rawan terhadap berbagai macam penyakit. Hal ini terjadi
karena sistem kekebalan tubuhnya belum benar-benar terbentuk. Oleh karena itu
anak harus diberikan asupan gizi yang cukup. Gizi tersebut akan membantu
membentuk sistem kekebalan tubuh yang kuat, sehingga anak tidak mudah sakit.
Untuk menyediakan gizi yang cukup bagi balita, hanya diperlukan menu sehat
seimbang yang dikenal dengan nama 4 sehat 5 sempurna yang terdiri atas nasi,
lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan susu.
Sebagai tenanga kesahatan kita harus
bisa memberikan pengetahuan tentang
gizi yang baik dan seimbang kepada para
orang tua supaya orang tua bisa memberikan gizi yang cukup bagi anak-anaknnya, sehingga
balita dengan gizi buruk akan semakin berkurang dan kualitas kesehatan
masyarakat pun akan semakin meningkat.
Makasih bgt bro info nya, sangat bermanfaat buat saya. hehe
BalasHapusYang lagi nyari kerjaan, Jangan Lupa mampir ke website Lowongan Kerja Terbaru : http://expocpnsbumn.blogspot.co.id/ yaaaa, ingat hanya di expocpnsbumn.blogspot.co.id
Salah satu merk produk komersial yang membantu perbaikan sistem imun adalah Stimuno untuk balita/anak dan forte untuk dewasa. Sebagai imunomudulator, stimuno memiliki Kontraindikasi, yakni stimuno jangan (tidak boleh) diminum oleh wanita hamil, ibu menyusui, pasien dengan hipersensitivitas terhadap tanaman meniran (Phyllanthus niruri) dan pasien yang menderita penyakit autoimun.
BalasHapus